Jumat, 06 Februari 2009

Air Sehat???? Kya’ gmana sech???

BismillahirRahmaniRrahim..

Air Sehat???? Kya’ gmana sech???

Tanggal 31 Januari 2009 by uchaa…^_^

Di jaman seperti saat ini, Qta sering kali kesulitan mendapatkan jaminan air Bersih dan Sehat(iaagh ga se?? ). Pencemaran air adalah masalah klasik yang d’alami masyarakat Qta. Mulai dari pencemaran akibat sampah, limbah pabrik, industri, Septic Tank, Saluran got dan sungai. Pkok’e buanyak bget dwe.. Mw, gak mw.. Qta harus mengakui dan menyadari betapa penting nya air. Tubuh QTa hamper 70% terdiri dari air.Selain berfungsi untuk metabolisme, air juga merupakan penunjang lubrikasi. Air juga menjadi pengantar nutrisi yang mendistribusikan zat-zat gizi dari makanan ke seluruh tubuh. Bsa bayangin ga alo air yang Qta knsumsi slma ini bkan air sehat? Air itu akan jdi racun dalam tubuh QTaa, terlebih alo mengendap dan menyebabkan kacaw nya seluruh system dalam tubuh QTa… Wooow,,, ??? tapi tenang Brow!! Saat ni uda buanyaak bget para peneliti yang peduli dengan kesehatan terutama masalah yang satu nie.. hehe..

Air Sehat sangat sulit didapat.. gmana gak coba? Yang dinamakan air sehat tuh kudu mencakup 3 kriteria, yakni kriteria secara fisik, kriteria secara kimiawi dan kriteria secara mikrobilogi.. Qta akan bahas satu per satu..

  1. Kriteria Air Sehat secara Fisik

Yaah.. Qta nyoba inget2 plajaran yang pernah dkasi pas SMP, hehe…. Air Sehat tu air yang tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, Air harus bersih, suhu antara 10?-25?C(sejuk). Dari beberapa kriteria tersebut ja uda banyak air yang tidak memenuhinnya. Yaa gak se?? Terkadang air PDAM alo pgi sering baget keruh, ya gak??? Hehehe... (curhat dkiiit.. :P )

Apalagi beberapa saat yang lalu, Qta dhebohkan dengan kabar dari Desa Kemantren RT 07 Rw 02 Kecamatan Tulangan Sidoarjo bahwa sumur d’ salah satu warga, tepatnya rumah keluarga Giat berwarna merah. Meski sudah di kuras habis, namun sumur itu masih saja berwarna merah, padahal sumur milik warga lain tidak sperti itu. Kejadian itu bermula ketika Rina Asriah, Istri Sukandar Giat, bermaksud untuk mencuci beras. Namun ia dikejutkan dengan air sumur yang diambil berwarna merah. Dengan setengah tidak percaya, Rina mengambil air sumur lagi dengan timba. Tapi tetap saja air tidak berubah warna.

Setelah kejadian itu, keluarga rina melaporkankannya kepada ketua Rt setempat, dikhawatirkan air yang selama ini dia konsumsi berbahaya atau mengandung zat pewarna. Asal sumber air tersebut sampai sekarang belum diketahui. Padahal sebelum kejadian ini, mereka merasa air yang selama ini mereka konsumsi baik2 saja. Sampai terjadi keganjilan seperti saat ini.

Dewan Lingkungan Sidoarjo (DLS) juga datang ke lokasi, dan mengambil air sumur merah itu untuk memeastikan kandungan apa yang menyebabkan air sumur berwarna merah. Dari penelitian awal, diduga sumur itu mengandung garam(Salinitas) yang cukup tinggi yakni 404 Ppm. Padahal ketika di cicipi air tersebut sangat tawar.

Hal ini bisa d’jadikan crminan bwat Qta, agar bisa Waspada terhadap air yang ’koNsumsi.. Tul Gak??? Hehehe.. ternYata Bersih doank Gak cukup, tpi Kudu Sehat. Oce BrooW??

  1. Kriteria Air Sehat secara kimiawi

Kriteria yang kedua ini lebih spesifik lagi. Dalam penentun air minum tidak sembarangan tapi kudu nglewatin beberpa proses penyaringan yang teliti dan akurat.

Tahap- tahap pengolahan air :

  1. Tahap pertama ialah pengendapan kotoran2 dalam ukuran besar pada Air Baku. Air baku yang diambil dari sungai atau sumber lainnya ditaruh di kolam besar. sehingga mendapatkan penyinaran langsung oleh matahari. Penyinaran matahari akan mempengaruhi warna air, sehingga memudar dan membusukkan bakteri melalui proses oksidasi sehingga kandungan bakteri akan berkurang. Semakin lama air berada pada kolam pengendapan maka akan semakin baik.
  2. Tahap kedua adalah proses aerasi, mengusahakan agar air tersebut mangalami kontak udara secara langsung. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan rasa dan bau dari karbondioksida, metan, dan hydrogen sulfida, menambah pH dengan mengurangi karbondioksida dan panas. Proses ini dilakukan dengan menjatuhkan air dari ketinggian tertentu sehingga terjadi kontak secara langsung dengan udara bebas secara luas.
  3. Proses pemurnian air(coagulant). Air yang telah mengalami aerasi tersebut d’ taruh pada bak yang berisi bahan2 yang berfungsi untuk memurnikan air. Bahan2 yang mengambang akan di pisahkan dengan koloid seperti Alumunium Soda(tawas) yang dapat mengikat kandungan yang terapung tersebut. Dalam perkembangannya, bahan Coagulant T’dak hanya dtemukan pada bahan2 kimia seperti Klorin dan Kaporit, tpi juga pada tumbuhan kelor. Mkanya kelor sering d’sebut coagulant alami. Tapi yang msih jadi kendala adalah tumbuhan ini tidak bsa tumbuh D”Indonesia secaRa MluaS, hNya d’daerah2 tertentu. (ni kan D’ bhas lBieh Lnjut pda EpiSode SLnjut nYa yaw.. Sabar aJe..)

Setelah d’teliti, ternyata air sehat yang selama ini Qta konsumsi belum mencukupi standart baku air bermutu. Menurut WHO, air bisa diminum dg pH 6,5-8,5. Standart itu blum bsa dterapkan di Indonesia. Karena setiap mata air mempunyai sedimentasi yang berbeda-beda. Pdahal derajat keasaman dan sedimentasi sangat berpengaruh terhadap pencernaan. Dan bisa menyebabkan gangguan ginjal, lambung, hati dan pembuluh darah.

Kadar mineral yang terkandung di dalamnya kudu seimbang. Seperti kadar minimal untuk alumunium yang ada pada air minum yang adalah 1,5 mg/l, Mangan 0,05 mg/l , detergent 0,004 mg/l dan lain sebagainya. Semua standart maximum persyaratan kualitas air minum yang d’perbolehkan telah diatur pada Peraturan MenKes No.416/PERMENKES/PER?X?1990 .

Belum lagi, masalah air yang mengandung kaporit melebihi standart yang diterapkan. Lambat laun akan mengakibatkan penyakit Anemia apabila terserap oleh darah. Kaporit juga bisa mempertinggi resiko penyakit kanker, mengerasnya pembuluh darah serta mengurangi penyerapan vitamin dalam sayuran apabila dicuci dengan air yang mengandung kaporit. Gagal ginjal, juga salah satu dampak kaporit yang mengendap. Selain kaporit, kllorin juga merupakan zat berbahaya karena hanya bagus apabila digunakan sebagai pemutih. Tapi, sekarang dgunakan untuk mematikan bakteri dan menjernihkan(coagulant) pada proses penyaringan. Penggunaan klorin secara terus menerus bisa berakibat gangguan fungsi ginjal, paru-paru dsb.

Wach..... ternyata ribet juga yach???? Ternyata bwat sehat ja susah. Mkanya ga’ jarang banyak orang yang bilang ”Sehat itu mahal Loe....” hehe.. Djman saat ini Qta tidak bleh tertipu dengan penampilan luar. Terkadang air yang Qta liat bersih, ternyata tidak sehat.. misalnya skrang ja air PDAM yang dah dtliti memiliki kandungan alumunium yang tinggi. Bisa kebayang ga’ se?? Air PDAM yang notabene paling banyak d’konsumsi oleh masyarakat ternyata tidak sehat? Mkanya banyak PDAM sering d’sbut Perusahaan Air Mandi Doank.. hehe... tpi, apapun bentuk konsumsinya baik itu hanya sebagai air mandi doank, itupun juga sudah masuk tubuh Qta melalui pori2 kulit. Wuuuih,,, sereeeem juga yaw..

Tapi, seiring perkembangan nya, teknologi juga berjalan beriringan qo’. Suatu saat pasti ditemukan alat penyaring air yang sesuai dengan mutu kesehatan. (tar ane yang nyiptain.. jgan kuatiier.. hehehehe.... aMiiieN... ~_~)

Eh.. booOk, masi da syarat yang k3 loech..

  1. Kriteria Air Sehat secara mikrobiologi

Nah, yang ini tambah sereeeem lagi.. hehehe.. (mang nie cerita setHan???)Akhir2 nie telah banyak d’ tmukan Air Sumur dan Sumber2 lainnya tercemar oleh Bacteri Coliform dan Fecal Coli. Tw gA’ se itu Bacteri pA’an?? Asal antum taw ja.. Bacteri Coliform itu adalh bacteri yang d’hasilkan dari tinja.. (tOe kn pa yang Ane bLg Sereeem khaAN?? SenjaTa mkaN toeAn seCh!! heHE.. :>) Smua itu bisa d’akibatkan Dalam pembuatan sumur.. Qta jarang sekali memperhatikan sumur dengan jarak Septic Tanknya. Berdasarkan ketentuan teknis, jarak antara Septic Tank dengan sumur dangkal adalah sekitar 10 km. Menurut Ali Rodji, peneliti air sumur d’Jakarta, bacteri ini bisa menimbulkan gatal2. Kemudian Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah(BPLHD) DKI Jajarta melaporkan 80% sampel air tanah di wilayah yang terdiri dari 75 sumur di 75 kelurahan d’Jakarta tercemar bacteri Fecal Coli. Disana juga d’laporkan terdapat peningkatan kadar Coliform(tercemar tiNja) serta bacteri fecal coli yang melebihi ambang batas. Dari hasil sampel Parameter Kmia dan Fzika jga memperlihatkan kndisi air tanah d’beberapa lokasi d’Jakarta yang tambah buruk. Air tanah umumnya terkena rembesan Septic Tank yang bisa d’Sbut “Black Water”.

Mungkin saAt ini, AMDK (Air Minu Dalam Kemasan)menjadi alternatif pilihan yang tepat. Karena AMDK mengalami proses sterilisasi yang panjang. Menggunakan sterilisasi ozon dan ultraviolet. Tapi jangan disangka tidak ada kendalanya. Misalnya Qta harus memperhatikan kemasannya. Masih bagus pa tDk? Soalnya, ga’ smuanya AMDK layak konsumsi. Bisa saja air minum kemasannya tercemar dan terdapat semacam lendir di dalamnya. Sedangkan, air isi ulang, Qta tdAk taw botolnya dibersihkan seperti apa. Jadi masalah nya terdapat pada botolnya. Tapi secara prinsip good manufacturing practice(GMP) dilakukan secara ketet dan memiliki standar Internasional.

Mdah2n apa yang ane smpe’n bsa b’manfaat bgi pembaca secara umum, dan pnulis jga tentunya.. Ane mengharapkan kritik dan Saran yang meMbangun Dari peMbaca Sekalian. Yaa.. mAkLum lah ane kn Ge bLajar CoRet2.. HeHe.. Sekian.. Wasszlam.. ^_^

”cArilaH iLmu deNgan iQro’, kEmuDian ikatLah Dengan menulis.. ”

sOw.. Keep AlLah in YouR HeaRt, AttiTude, And Act.. Allahu AkBar!!!

tOenGgu EpiSode Slanjut nYa Yaw.. Pzti nya dengan Other ChemIsTry’s ProbLem

OchEEEEe..... !!! SyukRooN kaTsirrR ^_~

By: ChoEy

Klo’ da Kritics ’n SarAn.. Layangkan ke Chy_Ucha@yahoo.co.id

Taw ke ucha_a223@plasa.com

2 komentar: